LPMQ dan IAIN Cirebon Sinergi Pelestarian Manuskrip Al-Quran Nusantara

By Admin


nusakini.com-Cirebon- Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran (LPMQ) menjalin kerjasama dengan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Kerjasama kedua belah pihak ini dalam upaya pelestarian manuskrip Al-Quran di Cirebon. 

Kerjasama diawali dengan menggelar Workshop Manuskrip Al-Quran Nusantara. Acara berlangsung di Ruang Auditorium Fakultas Ushuludin Adab dan Dakwah IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Kamis (25/10).  

Workshop dibuka oleh Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Sumanta. Menurutnya, civitas akademika sudah semestinya memiliki kesadaran sejarah, dan belajar bagaimana mengkaji manuskrip Al-Quran Nusantara serta mengambil manfaat darinya.  

"Manuskrip itu besentuhan dengan daerah, budaya, dan lingkungan sekitarnya, sehingga sangat disayangkan jika manuskrip itu sampai bermigrasi ke daerah atau bahkan negara lain," tuturnya.  

Kepala LPMQ Muchlis M. Hanafi mengatakan bahwa kegiatan ini sengaja diselenggarakan di kantong-kantong locus naskah keagamaan Nusantara berada. Muchlis berharap bahwa hasil penelitian lapangan yang dilakukan peneliti LPMQ bisa dikapitalisasi menjadi karya yang memiliki nilai manfaat di tengah masyarakat. 

Selain Rektor IAIN Syekh Nurjati dan Kepala LPMQ, acara ini juga dihadiri oleh Dekan FUAD, Kepala Jurusan, Sekjur di FUAD, sejumlah dosen dan mahasiswa di lingkungan FUAD IAIN Syekh Nurjati Cirebon.  

Beberapa pembicara yang mengisi acara ini adalah Dr. H. Adib, M.Ag yang mengangkat tema “Kajian Mushaf Kuno di Cirebon: Potensi dan Prospeknya”, H. Zarkasi, MA, “Tradisi Penyalinan Mushaf Kuno di Kawasan Cirebon”, dan Dr. H. Zainal Arifin, MA tentang “Metode Penelitian Manuskrip Al-Quran.”  

Tema-tema ini diangkat berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti LPMQ selama beberapa tahun.  

Zarkasi dalam paparannya menjelaskan bahwa di Cirebon setidaknya ada 26 manuskrip Al-Quran. Manuskrip Al-Qur’an ini berada di Kesultanan Cirebon, museum, masjid, dan koleksi perorangan. Jumlah ini tentu lebih banyak lagi jika ditelusuri lebih jauh mengingat Cirebon pada masa lalu merupakan salah satu lokasi penyebaran Islam di Nusantara yang cukup ramai. Yang menarik, lanjut Zarkasi, bahwa salah satu ciri dari manuskrip Al-Quran Cirebon adalah model iluminasinya yang cukup indah yang dibuat berdasarkan ukiran-ukiran yang menjadi ciri khas daerah Cirebon. 

Pemateri lainnya, Zainal Arifin memaparkan tentang metode yang dilakukan untuk mengkaji manuskrip Al-Quran, baik dari aspek teksnya maupun dari aspek kodikologisnya. Kajian tentang teks, dalam penjelasannya, memiliki banyak sisi yang bisa ditelaah, di antaranya adalah tentang rasmnya, qiraatnya, penandaan tajwid, sistem penandaan waqaf, jenis khat, dan aspek lainnya yang terkait dengan disiplin ilmu ulumul Quran.  

Acara ini dipungkasi dengan komitmen antara LPMQ dan FUAD IAIN Syekh Nurjati dalam bentuk penandatanganan MoU dalam rangka membangun kerjasama yang lebih signifikan dan strategis terkait dengan hal-hal yang berhubungan dengan bidang keal-Quran-an.(p/ab)